Sebenarnya saya sempat tidak ada niat untuk menulis artikel tentang
topik ini. Namun karena saya lihat fenomena ini sangat ramai dibicarakan
beberapa hari belakangan ini, akhirnya membuat saya ikut tergelitik
untuk membuat artikel tentangnya.
Fenomena apa itu? Yaitu tentang monetisasi youtube.
Dan akhirnya mulailah saya tulis dan susun artikel ini, dengan gaya judul yang cukup 'provokatif' : Tantangan Para Youtuber Tahun 2018.
Dalam seminggu belakangan ini ada sebuah kejadian yang membuat 'heboh dan gempar' semua teman-teman dikomunitas adsense dan youtuber.
Apakah Kejadian Tersebut ?
Yakni keputusan mengejutkan dari youtube yang menetapkan syarat begitu berat kepada channel (calon) mitranya. Yaitu :
- Untuk dapat memonetisasi sebuah video, semua channel youtube diwajibkan harus tembus minimal 4.000 jam tayang (watch time).
- Harus memiliki minimal 1.000 subscribe.
Kedua syarat diatas itu masih ada lagi tambahan embel-embelnya, yaitu :
Bagi channel baru, peraturan 4.000 jam tayang dan 1.000 subscriber harus dapat terpenuhi dalam jangka waktu 12 bulan.
Jika lebih dari batas waktu yang ditentukan (12 bulan) jumlah jam tayang dan subscriber tidak memenuhi persyaratan minimal, maka channel tidak bisa direview/monetisasi.
Bagi channel lama yang sebelum keluar peraturan terbaru ini sudah pernah dimonetise (monetisasinya telah sempat aktif), maka diberi batas waktu hingga 20 februari 2018 untuk memenuhi semua persyaratan diatas.
Jika sampai batas waktu yang ditentukan persyaratan belum terpenuhi, maka monetise akan menjadi non aktif.
Yang lebih pedih itu jika kondisinya seperti berikut ini :
Bagi channel youtube yang sebelum keluar peraturan baru ini monetisasinya telah aktif tersebut, tapi :
#Jumlah subscribe yang terkumpul sudah banyak, namun waktu jam tayang masih kurang (belum mencapai 4.000 jam).
Atau,
#Tayangan sudah lebih dari 4.000 jam, tapi sayang jumlah subscribenya masih kurang dari 1.000.
Sedangkan batas akhir untuk dapat terpenuhi syarat tersebut adalah tanggal 20 Februari 2018.
Dan sekarang (saat artikel ini ditulis) sudah tanggal 23 Januari 2018, berarti batas waktunya tidak sampai sebulan lagi! Dan jika tidak terpenuhi, maka monetisasi otomatis akan non aktif!
SADISSSSSS gak tuh?? Hhhhhhhhh! 😢
Ya! Sistem monetisasi baru ini mulai berlaku serentak kepada semua channel youtube pada tanggal 20 februari 2018 mendatang. Namun kabar ini telah banyak beredar sejak seminggu lalu.
Hal ini diketahui dari pemberitahuan dikolom pengajuan setiap channel yang mengajukan monetisasi.
Untuk lebih jelasnya, coba lihat foto dibawah ini.
Ya! akhirnya sejak 7 hari lalu (sekitar tanggal 17 januari 2018) terjawablah semua teka-teki kenapa review monetisasi youtube sangat lama sekali tidak ada jawaban.
Rupanya youtube sedang merancang peraturan baru yang jauh semakin ketat dari tahun-tahun sebelumnya.
Mungkin akan timbul pertanyaan didalam benak kita semua : kenapa akhir-akhir ini youtube semakin berubah? peraturannya semakin 'galak' dan ketat. Padahal ditahun 2016 kebawah dulu masih sangat mudah sekali mendaftarkan akun adsense dan memonetisasi video youtube.
Saya masih ingat ketika pertengahan tahun 2016 lalu, proses monetisasi channel youtube saya di approve google hanya dalam waktu satu hari saja. Kondisi yang bagaikan langit dan bumi dengan sekarang.
Sebelum kita bahas lebih jauh, mari kita flashback sejenak ke beberapa waktu belakangan.
Tanda-tanda youtube akan semakin memperketat peraturannya telah terlihat sejak awal tahun 2017 lalu.
Saat itu heboh dalam obrolan para member dikomunitas adsense dan youtube. Banyak youtuber yang menyatakan iklan tiba-tiba tidak muncul di channel mereka.
Saat itu semua youtuber sempat bingung dan bertanya-tanya,,,, "ini sebenarnya kenapa ya? kok iklannya gak tayang?"
Tidak berapa lama kemudian, tersebar berita bahwa para pengiklan beramai-ramai menarik iklan mereka dari youtube. Pangkal penyebabnya karena mereka memprotes banyaknya channel yang berisi konten video berbau 'terorisme'.
Nah para pengiklan tidak sudi jika iklan mereka tayang pada channel-channel (yang dianggap) berisi konten 'radikal', dan channel tersebut mendapatkan penghasilan dari iklan mereka.
Untuk memfilter channel yang berkategori 'radikal' tersebut, youtube mulai memperketat peraturannya.
Maka pada bulan april 2017 keluarlah peraturan terbaru youtube.
Yaitu harus memenuhi syarat minimal 10.000 view untuk iklan bisa tayang (monetisasi) pada sebuah channel.
Dari sinilah rentetan awal mulanya youtube mulai terlihat 'galak' dan 'killer'.
Menjelang akhir tahun 2017 semakin banyak terjadi 'keanehan' pada channel youtube. Dimulai dari banyaknya channel yang videonya 'ditandai' dengan ikon dollar berwarna kuning.
Apa artinya bila video sebuah channel youtube diberi tanda dollar kuning?
Itu artinya video tersebut dianggap tidak cocok untuk semua pengiklan. Mungkin saja video tersebut masih bisa menampilkan iklan, tapi sudah sangat jarang sekali iklan yang muncul, bahkan lebih sering tidak tampil sama sekali.
Penyebabnya karena youtube mulai semakin bersikap keras dan tegas kepada konten video yang tidak relevan.
Seperti judul dan tumbnail yang menyesatkan (clickbait dan gambar tumbnail berbeda dengan isi video) dan konten video yang isinya berkategori sensitif.
Santer terdengar kabar, dollar kuning ini muncul karena lagi-lagi para pengiklan banyak yang melakukan protes. Mereka tidak rela iklannya tampil pada video-video yang 'bermutu rendah' dan tidak relevan.
Hal ini (jika iklan tayang pada channel tidak relevan) dinilai bisa menurunkan 'gengsi' dan nilai branding produk mereka.
Apalagi bagi brand besar dan terkenal. Selain itu penayangan iklan pada channel berkualitas rendah dianggap tidak efektif, cenderung tidak menghasilkan goal.
Selanjutnya pada periode bulan november - desember 2017, semakin banyak terdengar bermacam pertanyaan dari para youtuber. Hujan pertanyaan ini banyak terlihat diberbagai forum adsense dan youtube.
"Kenapa pengajuan monetisasi youtube tidak kunjung ada jawaban?"
"Katanya waktu review hanya seminggu, ini saya sudah sebulan lebih tidak pernah ada jawaban".
Dan berbagai pertanyaan lainnya.
Demikianlah flashback dan rentetan perubahan yang mencolok pada kebijakan youtube. Perubahan semakin kentara sejak beberapa bulan yang lalu (seperti yang telah saya jelaskan diatas).
Dan kini akhirnya telah jelas semuanya. Yaitu dikeluarkannya peraturan baru yang teramat pahit dan sangat mengejutkan bagi sebagian besar youtuber.
Banyak sekali kalangan youtuber (bahkan blogger) yang berpendapat bahwa peraturan terbaru ini jelas akan mematikan para channel dan content creator kecil.
Bahkan ada yang lebih ekstrim berpendapat bahwa peraturan terbaru ini memang sengaja dibuat untuk 'menyingkirkan' channel dan content creator kecil, terutama cannel yang konten videonya banyak berkategori 'reuploader'.
Disatu sisi memang ada benarnya juga pendapat diatas. Intinya syarat tersebut amat sangat berat, sehingga seolah seperti ingin 'mematikan' dan menyingkirkan channel-channel kecil.
Apa alasannya? Oke, mari kita tinjau sejenak masing-masing syarat tersebut secara lebih mendalam.
Mengumpulkan hingga 1.000 subcriber itu bukanlah perkara mudah. Apalagi jika dilakukan dengan metode/cara yang diinginkan oleh pihak youtube, yaitu subscriber yang datang secara alami karena mereka (penonton) memang menyukai isi video kita.
Hhhhhhh! terus terang saja saya katakan, cara ini asli benar-benar sulit!
Apa alasannya?
Karena untuk dapat menjaring subscriber alami tersebut, kita harus bisa menyajikan konten video yang original dan berkualitas.
Dan membuat konten video berkualitas itu bukanlah perkara gampang, butuh skill dan kreatifitas tingkat tinggi.
Dilema memang. Sebab memang kita akui bahwa video yang isinya kreatif dan menariklah yang (cenderung) akan mampu mendatangkan banyak subscriber secara alami.
Tapi yang jadi masalah adalah : Bikinnya susah! 😕
Cara yang paling gampang, yaitu dengan cara bikin video reuploader. Tapi masalahnya : Cara ini beresiko tinggi (terkena sanksi atau pengaduan pelanggaran hak cipta).
Selain itu, jika video kita banyak yang hanya berisi materi hasil dari reuploader, apalagi jika terlalu banyak trik yang yang menyesatkan (tumbnail irelevan, click bait, dll) maka akan semakin sulit mendapatkan subscriber secara alami.
Apa sebab? karena penonton sekarang semakin pinter-pinter dalam memilih konten. Mereka sudah tahu mana konten video original yang menarik dan mana yang bermutu rendah.
Oleh karena itulah banyak diantara para youtuber yang mengakali dengan cara dan teknik lain.
Yaitu menjaring pelanggan dengan cara membuat 'subscriber buatan'. Istilahnya Sub4Sub, yaitu sebuah pertukaran subscriber antara channel satu dengan channel lainnya.
Jadi sudah ada semacam perjanjian diantara mereka, kurang lebih dialognya begini : "Subs channel saya ya, nanti akan saya Subs balik" ☺
Sayangnya cara ini pun dilarang keras oleh pedoman komunitas youtube. Seperti terlihat pada foto screenshot dibawah ini.
Kenapa teknik ini dilarang oleh youtube?
Karena youtube pasti sangat mengetahui bahwa subscriber yang diperoleh dengan cara buatan bukanlah tipikal penonton yang loyal. Bisa jadi subscriber itu hanya mampir sekali saja pada sebuah channel, yaitu disaat meminta subs balik saja.
Setelah subs balik tersebut telah didapatkan, mereka tidak pernah datang lagi untuk sekedar menonton beberapa menit saja video di channel tersebut.
Jadi motif kunjungannya karena faktor "ada udang dibalik bakwan". Hehe
Nah, kenapa youtube menentang teknik Sub4Sub ini?
Ya jelas,,, karena pelanggan channel dengan subscribe buatan itu bukanlah tipe pelanggan dan penonton yang loyal.
Dan hal itu jelas akan merugikan pihak pengiklan (yang menayangkan iklannya di channel youtube tersebut).
Karena penayangan iklan pada penonton yang tidak loyal biasanya dianggap sulit menghasilkan goal pada iklan tersebut.
Jadi inti utamanya adalah karena satu alasan, yaitu faktor BISNIS!
~Syarat minimal 4.000 jam tayang~.
Syarat kedua ini tidak kalah 'sadis' dan sulitnya dengan syarat yang pertama (1.000 subs) diatas.
Tidak mudah bagi sebuah channel (terlebih channel baru) untuk mengumpulkan 4.000 jam tayang.
Apalagi waktunya dibatasi hanya sampai 12 bulan (1 tahun).
Hal ini benar-benar seperti sebuah mimpi buruk bagi channel kecil dan youtuber pemula.
Untuk bisa mendapatkan 4.000 jam tayang, tentunya mereka harus mampu membuat konten video yang berkualitas dan menarik.
Sehingga mampu menarik banyak penonton. Namun membuat konten video dengan kriteria seperti itu jelas tidak mudah bagi pemula.
Ilmu pendukung untuk membuat video berkualitas tinggi itu cukup rumit bagi pemula. Tidak mudah lho mempelajari ilmu tentang mengedit video.
Itu baru untuk satu bidang ilmu. Belum lagi butuh kreatifitas tinggi untuk menyusun 'skenario' dan alur video, sehingga akhirnya menghasilkan konten video yang menarik.
Memang betul semua itu bisa dipelajari, tapi tidak mungkin akan bisa dengan mudah dikuasai dalam waktu singkat.
Selain itu agar punya jam tayang tinggi, sebuah channel tentu juga harus punya pelanggan (subscribe) yang banyak dan,,,,loyal! Masalahnya lagi, untuk mencari subscribe loyal bukanlah perkara mudah.
Mau pakai teknik buatan (Sub4Sub) tidak akan mampu menjaring penonton loyal. Lagipula, cara ini 'kan juga sudah jelas dilarang oleh youtube.
DILEMA!
Bener-bener pahit! Semoga 'mimpi buruk' ini cepat berlalu! 😢
Kenyataan ini memang pahit,,,, walaupun saya sekarang ini bukanlah seorang youtuber aktif, tapi saya dapat memahami perasaan sebagian besar teman-teman youtuber.
Oh iya,,,, pada awal artikel diatas saya telah berjanji menceritakan apa penyebab saya hijrah menjadi blogger dan tidak aktif lagi menjadi youtuber.
Penyebabnya bukanlah karena ketatnya peraturan youtube. Bukan,,,bukan karena itu.
Karena saya mundur dari youtuber dan beralih menjadi seorang blogger ketika syarat dan peraturan youtube masih dalam keadaan mudah.
Saya hijrah dari youtuber menjadi blogger pada awal tahun 2017 (bulan januari). Penyebabnya semata-mata hanya karena masalah teknis, yaitu saya nyaris tidak ada waktu untuk membuat konten video.
Oleh karena keadaan itulah, akhirnya saya hijrah menjadi blogger. Karena konten blog adalah berupa tulisan, sehingga kegiatan menulis bisa saya lakukan.
Itulah sekelumit tentang kisah saya yang hijrah dari youtuber menjadi seorang blogger. Sekarang akan kita lanjutkan inti topik pembahasan, yaitu solusi dan jalan terbaik untuk menghadapi persoalan youtube ini.
Beberapa solusi dan hikmah dari fenomena ini.
Hal terpenting (yang harus kita coba) untuk dipahami, bahwa sesungguhnya youtube itu adalah sebuah bisnis.
Mereka melakukan kerja sama dengan content creator video melalui channel youtube mereka. Nah melalui cannel-channel tersebutlah para pengiklan 'menitipkan' iklan mereka agar dapat dilihat oleh penonton.
Persoalan yang terjadi (seperti yang telah panjang lebar saya tulis diatas), semakin kesini semakin marak saja muncul konten video reuploader, konten video yang tidak relevan (clickbait dan tumbnail menyesatkan), konten video berisi kekerasan.
Juga konten video yang sangat minim kreatifitas (contohnya seperti konten video yang hanya modal comot suatu berita, acara TV populer atau pertandingan sepakbola), dan hal-hal lainnya yang tidak pantas untuk ditayangkan (contoh seperti kasus logan paul yang menayangkan video orang bunuh diri di jepang).
Semua hal diatas itu tidak hanya terjadi di indonesia, tapi juga semakin merajalela pada channel youtube diseluruh dunia. Youtube mengistilahkan mereka-mereka ini sebagai 'Bad Actors'.
Akhirnya youtube pun mulai gerah!
Karena hal ini bisa mengganggu kelangsungan 'ekosistem yang baik pada youtube'. Dan memang betul, pihak youtube akhirnya benar-benar merasa terganggu.
Terbukti semakin sering para pengiklan yang 'mengancam' akan meninggalkan youtube jika tidak tegas dan tidak segera mengambil langkah antisipasi untuk memberantas semua 'Bad actors' diatas.
Demikianlah,,,, bisnis tetaplah bisnis.
Youtube jelas tidak akan bisa 'hidup' tanpa adanya pengiklan. Dan youtube memang berhak menetapkan peraturannya, karena memanglah dialah ' pihak yang punya lapak'.
Kita-kita ini sebagai content creators, (mau tidak mau) tentunya harus patuh dengan semua persyaratan yang ditetapkan oleh youtube. Betul apa tidak teman-teman?☺
(Sebagai sebuah saran terbaik), alangkah lebih baik jika kita mencoba melihatnya dari sisi positif.
Dengan adanya peraturan baru ini, tentu secara tidak langsung akan 'memaksa' kita menjadi jauh lebih kreatif.
Jadi kalau diibaratkan seperti orang yang sedang sekolah, peraturan terbaru ini seperti sebuah batu ujian agar kita sebagai content creator bisa menjadi lebih berkualitas.
Dan bagi channel yang 'lulus ujian', itulah yang akan mendapatkan tempat yang layak di youtube.
Dan pada akhirnya, dimasa mendatang hanya channel-channel pilihan dan kreatiflah yang akan memenuhi setiap layar video youtube.
Dengan memahami hal diatas (memandangnya dari sisi positif) akan membuat kita menjadi lebih ringan untuk menjalani semua persyaratan baru tersebut.
Mungkin memang pada awalnya akan terasa sedikit sulit, tapi jika dijalani dengan sungguh-sungguh, yakinlah pasti kita akan bisa!
Tidak inginkah teman-teman punya channel yang keren seperti channelnya youtuber kondang bayu skak? Atau seperti channelnya youtuber muda nan kreatif agung hapsah? Mereka itu adalah orang-orang super kreatif.
Dan terbukti mereka mampu menjalaninya. Bahkan mampu menjadi channel besar yang populer dan terkenal.
Logikanya simple : Jika bayu skak dan agung hapsah bisa, kenapa kita mesti tidak?
Betulkan? hehe
Jadi tiang utamanya adalah tekad, kemauan tinggi dan etos kerja keras.
Sekali lagi saya tegaskan : yakinlah, jika ada kemauan pasti kita akan bisa!
Baiklah,,, saya ingin menyodorkan beberapa ide dan saran, agar kita lebih mudah melewati 'ujian' ini.
Beberapa ide dan saran tersebut adalah :
#Bagi youtuber yang belum memiliki blog, maka mulailah membuat blog dari sekarang. Apa tujuannya?
Tujuannya bukan untuk beralih atau hijrah menjadi blogger seperti saya ya hehehe,,, karena yang terjadi pada saya 'kasusnya' jelas sangat berbeda. ☺☺☺
Tujuannya adalah untuk menambah 'amunisi' dan 'perlengkapan tempur'. Guna meraih total 4.000 jam tayang dan untuk menambah 'stok' 1.000 subscribe channel kita.
Penjelasan tata caranya begini : jika kita telah memiliki koleksi video di channel kita, maka cobalah membuat review di blog kita, kemudian kita 'embed' deh videonya.
Catatan : pastikan target keywordnya sama, karena nanti akan dinilai relevan oleh google.
Dengan cara diatas, akan membuat video kita memiliki 'peluang' lebih besar untuk ditemukan, selain di youtube juga di google search engine.
Dengan melakukan trik diatas, mudah-mudahan akan memberi kemudahan untuk channel kita melewati 'ujian' terbaru dari youtube ini.
#Saran bagi youtuber, janganlah melakukan promosi pada forum yang tidak mengizinkan berkomentar atau membuat thread dengan link aktif.
Apa alasanya?
Karena tindakan tersebut justru akan semakin memperburuk keadaan.
Jika kita melakukan promosi, berkomentar dan share membabi buta pada forum komunitas yang tidak mengizinkan link aktif, maka para member atau moderator forum tersebut akan melaporkan channel kita sebagai tindakan pelaku spam kepada google.
Bila hal ini sering terjadi, maka akan memperburuk citra channel kita dimata google. Dan akan menyulitkan proses review channel kita nantinya.
Oh iya,,, ada satu lagi info penting, (untung saya inget hehe☺), jadi bila nanti cannel kita telah dapat memenuhi target minimal 4.000 jam tayang dan 1.000 subscribe, itu bukan berarti iklan bisa langsung tayang di channel kita.
Tapi akan melalui proses akhir dulu yaitu review dari pihak youtube.
Nah disitulah akan dilihat apakah ada hal-hal yang melanggar dan dapat menghambat pengajuan review channel kita.
Biasanya akan di cek isi konten video kita, apakah isinya original atau reupload, berisi clickbait dan tumbnail menyesatkan atau tidak, dan satu lagi : apakah channel kita terindikasi banyak laporan (melakukan) spam atau tidak!
Nah oleh karena itu, jika teman-teman ingin melakukan promosi untuk mengejar target jam tayang dan subscribe, luangkanlah waktu sejenak untuk melihat peraturan dari forum komunitas tersebut.
Apakah forum/grup tersebut mengizinkan atau melarang menaruh link aktif?
Kalau ternyata melarang, maka janganlah kita paksakan juga untuk share link kesana.
Carilah grup/komunitas lain yang mengizinkan promosi link aktif. Toh 'kan masih banyak grup/forum/komunitas lain yang mengizinkan link aktif.
Hal ini mungkin terkesan sepele, sehingga banyak diabaikan oleh sebagian youtuber dengan terus melakukan share link pada grup/komunitas yang jelas-jelas telah melarangnya.
Padahal akibatnya akan fatal bagi channel kita ketika masuk masa review nanti. Karena setiap laporan spam pasti selalu tercatat di sistem google.
Jadi untuk kebaikan teman-teman, ingatlah pesan ini baik-baik demi kelancaran proses review channel youtube teman-teman semua nantinya.
"Syarat youtube yang terbaru ini sangat berat bagi saya bang izal, sepertinya benar-benar menuntut kesungguhan, totalitas dan waktu pengerjaan yang full time.
Sedangkan semua tuntutan tersebut tidak memungkinkan bagi saya melakukannya, karena tidak adanya waktu luang. Apa kira-kira solusinya?"
Hhhhhhhhh! Kalau sudah begitu keadaannya sih, berarti sudah 'tamat ceritanya'. ☺
Tegasnya : nyaris sudah tidak ada lagi 'obatnya', jadi kita harus jeli dan pintar mencari peluang lain. hehehe ☺
Solusinya adalah seperti yang telah diceritakan pada kisah saya sendiri diatas. Saya menuliskan kisah hijrah dari youtuber menjadi fokus ke blogger bukanlah tanpa maksud dan tujuan teman-teman (lagian juga ngapain menuhin-menuhin isi artikel aja hehe ).
Tapi kisah tersebut sengaja saya ceritakan sebagai 'solusi terakhir' (dan sebuah jawaban eksplisit) bagi teman-teman yang mengalami kondisi yang sama seperti saya diatas.
Demikianlah tulisan kali ini saya tulis. Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan membantu rekan-rekan youtuber semua. Jika teman-teman merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare ulang agar dapat dibaca dan bermanfaat pula untuk rekan-rekan youtuber yang lainnya.
Semoga semua rekan-rekan youtuber tetap tegar dan tabah menjalani 'ujian' dari youtube ini. Dan semoga kesuksesan segera datang menghampiri teman-teman semuanya. Aammiin.
Fenomena apa itu? Yaitu tentang monetisasi youtube.
Dan akhirnya mulailah saya tulis dan susun artikel ini, dengan gaya judul yang cukup 'provokatif' : Tantangan Para Youtuber Tahun 2018.
Dalam seminggu belakangan ini ada sebuah kejadian yang membuat 'heboh dan gempar' semua teman-teman dikomunitas adsense dan youtuber.
Apakah Kejadian Tersebut ?
Yakni keputusan mengejutkan dari youtube yang menetapkan syarat begitu berat kepada channel (calon) mitranya. Yaitu :
- Untuk dapat memonetisasi sebuah video, semua channel youtube diwajibkan harus tembus minimal 4.000 jam tayang (watch time).
- Harus memiliki minimal 1.000 subscribe.
Kedua syarat diatas itu masih ada lagi tambahan embel-embelnya, yaitu :
Bagi channel baru, peraturan 4.000 jam tayang dan 1.000 subscriber harus dapat terpenuhi dalam jangka waktu 12 bulan.
Jika lebih dari batas waktu yang ditentukan (12 bulan) jumlah jam tayang dan subscriber tidak memenuhi persyaratan minimal, maka channel tidak bisa direview/monetisasi.
Bagi channel lama yang sebelum keluar peraturan terbaru ini sudah pernah dimonetise (monetisasinya telah sempat aktif), maka diberi batas waktu hingga 20 februari 2018 untuk memenuhi semua persyaratan diatas.
Jika sampai batas waktu yang ditentukan persyaratan belum terpenuhi, maka monetise akan menjadi non aktif.
Yang lebih pedih itu jika kondisinya seperti berikut ini :
Bagi channel youtube yang sebelum keluar peraturan baru ini monetisasinya telah aktif tersebut, tapi :
#Jumlah subscribe yang terkumpul sudah banyak, namun waktu jam tayang masih kurang (belum mencapai 4.000 jam).
Atau,
#Tayangan sudah lebih dari 4.000 jam, tapi sayang jumlah subscribenya masih kurang dari 1.000.
Sedangkan batas akhir untuk dapat terpenuhi syarat tersebut adalah tanggal 20 Februari 2018.
Dan sekarang (saat artikel ini ditulis) sudah tanggal 23 Januari 2018, berarti batas waktunya tidak sampai sebulan lagi! Dan jika tidak terpenuhi, maka monetisasi otomatis akan non aktif!
SADISSSSSS gak tuh?? Hhhhhhhhh! 😢
Ya! Sistem monetisasi baru ini mulai berlaku serentak kepada semua channel youtube pada tanggal 20 februari 2018 mendatang. Namun kabar ini telah banyak beredar sejak seminggu lalu.
Hal ini diketahui dari pemberitahuan dikolom pengajuan setiap channel yang mengajukan monetisasi.
Untuk lebih jelasnya, coba lihat foto dibawah ini.
Ya! akhirnya sejak 7 hari lalu (sekitar tanggal 17 januari 2018) terjawablah semua teka-teki kenapa review monetisasi youtube sangat lama sekali tidak ada jawaban.
Rupanya youtube sedang merancang peraturan baru yang jauh semakin ketat dari tahun-tahun sebelumnya.
Mungkin akan timbul pertanyaan didalam benak kita semua : kenapa akhir-akhir ini youtube semakin berubah? peraturannya semakin 'galak' dan ketat. Padahal ditahun 2016 kebawah dulu masih sangat mudah sekali mendaftarkan akun adsense dan memonetisasi video youtube.
Saya masih ingat ketika pertengahan tahun 2016 lalu, proses monetisasi channel youtube saya di approve google hanya dalam waktu satu hari saja. Kondisi yang bagaikan langit dan bumi dengan sekarang.
Sebelum kita bahas lebih jauh, mari kita flashback sejenak ke beberapa waktu belakangan.
Tanda-tanda youtube akan semakin memperketat peraturannya telah terlihat sejak awal tahun 2017 lalu.
Saat itu heboh dalam obrolan para member dikomunitas adsense dan youtube. Banyak youtuber yang menyatakan iklan tiba-tiba tidak muncul di channel mereka.
Saat itu semua youtuber sempat bingung dan bertanya-tanya,,,, "ini sebenarnya kenapa ya? kok iklannya gak tayang?"
Tidak berapa lama kemudian, tersebar berita bahwa para pengiklan beramai-ramai menarik iklan mereka dari youtube. Pangkal penyebabnya karena mereka memprotes banyaknya channel yang berisi konten video berbau 'terorisme'.
Nah para pengiklan tidak sudi jika iklan mereka tayang pada channel-channel (yang dianggap) berisi konten 'radikal', dan channel tersebut mendapatkan penghasilan dari iklan mereka.
Untuk memfilter channel yang berkategori 'radikal' tersebut, youtube mulai memperketat peraturannya.
Maka pada bulan april 2017 keluarlah peraturan terbaru youtube.
Yaitu harus memenuhi syarat minimal 10.000 view untuk iklan bisa tayang (monetisasi) pada sebuah channel.
Dari sinilah rentetan awal mulanya youtube mulai terlihat 'galak' dan 'killer'.
Menjelang akhir tahun 2017 semakin banyak terjadi 'keanehan' pada channel youtube. Dimulai dari banyaknya channel yang videonya 'ditandai' dengan ikon dollar berwarna kuning.
Apa artinya bila video sebuah channel youtube diberi tanda dollar kuning?
Itu artinya video tersebut dianggap tidak cocok untuk semua pengiklan. Mungkin saja video tersebut masih bisa menampilkan iklan, tapi sudah sangat jarang sekali iklan yang muncul, bahkan lebih sering tidak tampil sama sekali.
Penyebabnya karena youtube mulai semakin bersikap keras dan tegas kepada konten video yang tidak relevan.
Seperti judul dan tumbnail yang menyesatkan (clickbait dan gambar tumbnail berbeda dengan isi video) dan konten video yang isinya berkategori sensitif.
Santer terdengar kabar, dollar kuning ini muncul karena lagi-lagi para pengiklan banyak yang melakukan protes. Mereka tidak rela iklannya tampil pada video-video yang 'bermutu rendah' dan tidak relevan.
Hal ini (jika iklan tayang pada channel tidak relevan) dinilai bisa menurunkan 'gengsi' dan nilai branding produk mereka.
Apalagi bagi brand besar dan terkenal. Selain itu penayangan iklan pada channel berkualitas rendah dianggap tidak efektif, cenderung tidak menghasilkan goal.
Selanjutnya pada periode bulan november - desember 2017, semakin banyak terdengar bermacam pertanyaan dari para youtuber. Hujan pertanyaan ini banyak terlihat diberbagai forum adsense dan youtube.
"Kenapa pengajuan monetisasi youtube tidak kunjung ada jawaban?"
"Katanya waktu review hanya seminggu, ini saya sudah sebulan lebih tidak pernah ada jawaban".
Dan berbagai pertanyaan lainnya.
Demikianlah flashback dan rentetan perubahan yang mencolok pada kebijakan youtube. Perubahan semakin kentara sejak beberapa bulan yang lalu (seperti yang telah saya jelaskan diatas).
Dan kini akhirnya telah jelas semuanya. Yaitu dikeluarkannya peraturan baru yang teramat pahit dan sangat mengejutkan bagi sebagian besar youtuber.
Banyak sekali kalangan youtuber (bahkan blogger) yang berpendapat bahwa peraturan terbaru ini jelas akan mematikan para channel dan content creator kecil.
Bahkan ada yang lebih ekstrim berpendapat bahwa peraturan terbaru ini memang sengaja dibuat untuk 'menyingkirkan' channel dan content creator kecil, terutama cannel yang konten videonya banyak berkategori 'reuploader'.
Disatu sisi memang ada benarnya juga pendapat diatas. Intinya syarat tersebut amat sangat berat, sehingga seolah seperti ingin 'mematikan' dan menyingkirkan channel-channel kecil.
Apa alasannya? Oke, mari kita tinjau sejenak masing-masing syarat tersebut secara lebih mendalam.
~Syarat minimal 1.000 subscriber~.
Mengumpulkan hingga 1.000 subcriber itu bukanlah perkara mudah. Apalagi jika dilakukan dengan metode/cara yang diinginkan oleh pihak youtube, yaitu subscriber yang datang secara alami karena mereka (penonton) memang menyukai isi video kita.
Hhhhhhh! terus terang saja saya katakan, cara ini asli benar-benar sulit!
Apa alasannya?
Karena untuk dapat menjaring subscriber alami tersebut, kita harus bisa menyajikan konten video yang original dan berkualitas.
Dan membuat konten video berkualitas itu bukanlah perkara gampang, butuh skill dan kreatifitas tingkat tinggi.
Dilema memang. Sebab memang kita akui bahwa video yang isinya kreatif dan menariklah yang (cenderung) akan mampu mendatangkan banyak subscriber secara alami.
Tapi yang jadi masalah adalah : Bikinnya susah! 😕
Cara yang paling gampang, yaitu dengan cara bikin video reuploader. Tapi masalahnya : Cara ini beresiko tinggi (terkena sanksi atau pengaduan pelanggaran hak cipta).
Selain itu, jika video kita banyak yang hanya berisi materi hasil dari reuploader, apalagi jika terlalu banyak trik yang yang menyesatkan (tumbnail irelevan, click bait, dll) maka akan semakin sulit mendapatkan subscriber secara alami.
Apa sebab? karena penonton sekarang semakin pinter-pinter dalam memilih konten. Mereka sudah tahu mana konten video original yang menarik dan mana yang bermutu rendah.
Oleh karena itulah banyak diantara para youtuber yang mengakali dengan cara dan teknik lain.
Yaitu menjaring pelanggan dengan cara membuat 'subscriber buatan'. Istilahnya Sub4Sub, yaitu sebuah pertukaran subscriber antara channel satu dengan channel lainnya.
Jadi sudah ada semacam perjanjian diantara mereka, kurang lebih dialognya begini : "Subs channel saya ya, nanti akan saya Subs balik" ☺
Sayangnya cara ini pun dilarang keras oleh pedoman komunitas youtube. Seperti terlihat pada foto screenshot dibawah ini.
Kenapa teknik ini dilarang oleh youtube?
Karena youtube pasti sangat mengetahui bahwa subscriber yang diperoleh dengan cara buatan bukanlah tipikal penonton yang loyal. Bisa jadi subscriber itu hanya mampir sekali saja pada sebuah channel, yaitu disaat meminta subs balik saja.
Setelah subs balik tersebut telah didapatkan, mereka tidak pernah datang lagi untuk sekedar menonton beberapa menit saja video di channel tersebut.
Jadi motif kunjungannya karena faktor "ada udang dibalik bakwan". Hehe
Nah, kenapa youtube menentang teknik Sub4Sub ini?
Ya jelas,,, karena pelanggan channel dengan subscribe buatan itu bukanlah tipe pelanggan dan penonton yang loyal.
Dan hal itu jelas akan merugikan pihak pengiklan (yang menayangkan iklannya di channel youtube tersebut).
Karena penayangan iklan pada penonton yang tidak loyal biasanya dianggap sulit menghasilkan goal pada iklan tersebut.
Jadi inti utamanya adalah karena satu alasan, yaitu faktor BISNIS!
~Syarat minimal 4.000 jam tayang~.
Syarat kedua ini tidak kalah 'sadis' dan sulitnya dengan syarat yang pertama (1.000 subs) diatas.
Tidak mudah bagi sebuah channel (terlebih channel baru) untuk mengumpulkan 4.000 jam tayang.
Apalagi waktunya dibatasi hanya sampai 12 bulan (1 tahun).
Hal ini benar-benar seperti sebuah mimpi buruk bagi channel kecil dan youtuber pemula.
Untuk bisa mendapatkan 4.000 jam tayang, tentunya mereka harus mampu membuat konten video yang berkualitas dan menarik.
Sehingga mampu menarik banyak penonton. Namun membuat konten video dengan kriteria seperti itu jelas tidak mudah bagi pemula.
Ilmu pendukung untuk membuat video berkualitas tinggi itu cukup rumit bagi pemula. Tidak mudah lho mempelajari ilmu tentang mengedit video.
Itu baru untuk satu bidang ilmu. Belum lagi butuh kreatifitas tinggi untuk menyusun 'skenario' dan alur video, sehingga akhirnya menghasilkan konten video yang menarik.
Memang betul semua itu bisa dipelajari, tapi tidak mungkin akan bisa dengan mudah dikuasai dalam waktu singkat.
Selain itu agar punya jam tayang tinggi, sebuah channel tentu juga harus punya pelanggan (subscribe) yang banyak dan,,,,loyal! Masalahnya lagi, untuk mencari subscribe loyal bukanlah perkara mudah.
Mau pakai teknik buatan (Sub4Sub) tidak akan mampu menjaring penonton loyal. Lagipula, cara ini 'kan juga sudah jelas dilarang oleh youtube.
DILEMA!
Bener-bener pahit! Semoga 'mimpi buruk' ini cepat berlalu! 😢
Kenyataan ini memang pahit,,,, walaupun saya sekarang ini bukanlah seorang youtuber aktif, tapi saya dapat memahami perasaan sebagian besar teman-teman youtuber.
Oh iya,,,, pada awal artikel diatas saya telah berjanji menceritakan apa penyebab saya hijrah menjadi blogger dan tidak aktif lagi menjadi youtuber.
Penyebabnya bukanlah karena ketatnya peraturan youtube. Bukan,,,bukan karena itu.
Karena saya mundur dari youtuber dan beralih menjadi seorang blogger ketika syarat dan peraturan youtube masih dalam keadaan mudah.
Saya hijrah dari youtuber menjadi blogger pada awal tahun 2017 (bulan januari). Penyebabnya semata-mata hanya karena masalah teknis, yaitu saya nyaris tidak ada waktu untuk membuat konten video.
Oleh karena keadaan itulah, akhirnya saya hijrah menjadi blogger. Karena konten blog adalah berupa tulisan, sehingga kegiatan menulis bisa saya lakukan.
Itulah sekelumit tentang kisah saya yang hijrah dari youtuber menjadi seorang blogger. Sekarang akan kita lanjutkan inti topik pembahasan, yaitu solusi dan jalan terbaik untuk menghadapi persoalan youtube ini.
Beberapa solusi dan hikmah dari fenomena ini.
Hal terpenting (yang harus kita coba) untuk dipahami, bahwa sesungguhnya youtube itu adalah sebuah bisnis.
Mereka melakukan kerja sama dengan content creator video melalui channel youtube mereka. Nah melalui cannel-channel tersebutlah para pengiklan 'menitipkan' iklan mereka agar dapat dilihat oleh penonton.
Persoalan yang terjadi (seperti yang telah panjang lebar saya tulis diatas), semakin kesini semakin marak saja muncul konten video reuploader, konten video yang tidak relevan (clickbait dan tumbnail menyesatkan), konten video berisi kekerasan.
Juga konten video yang sangat minim kreatifitas (contohnya seperti konten video yang hanya modal comot suatu berita, acara TV populer atau pertandingan sepakbola), dan hal-hal lainnya yang tidak pantas untuk ditayangkan (contoh seperti kasus logan paul yang menayangkan video orang bunuh diri di jepang).
Semua hal diatas itu tidak hanya terjadi di indonesia, tapi juga semakin merajalela pada channel youtube diseluruh dunia. Youtube mengistilahkan mereka-mereka ini sebagai 'Bad Actors'.
Akhirnya youtube pun mulai gerah!
Karena hal ini bisa mengganggu kelangsungan 'ekosistem yang baik pada youtube'. Dan memang betul, pihak youtube akhirnya benar-benar merasa terganggu.
Terbukti semakin sering para pengiklan yang 'mengancam' akan meninggalkan youtube jika tidak tegas dan tidak segera mengambil langkah antisipasi untuk memberantas semua 'Bad actors' diatas.
Demikianlah,,,, bisnis tetaplah bisnis.
Youtube jelas tidak akan bisa 'hidup' tanpa adanya pengiklan. Dan youtube memang berhak menetapkan peraturannya, karena memanglah dialah ' pihak yang punya lapak'.
Kita-kita ini sebagai content creators, (mau tidak mau) tentunya harus patuh dengan semua persyaratan yang ditetapkan oleh youtube. Betul apa tidak teman-teman?☺
(Sebagai sebuah saran terbaik), alangkah lebih baik jika kita mencoba melihatnya dari sisi positif.
Dengan adanya peraturan baru ini, tentu secara tidak langsung akan 'memaksa' kita menjadi jauh lebih kreatif.
Jadi kalau diibaratkan seperti orang yang sedang sekolah, peraturan terbaru ini seperti sebuah batu ujian agar kita sebagai content creator bisa menjadi lebih berkualitas.
Dan bagi channel yang 'lulus ujian', itulah yang akan mendapatkan tempat yang layak di youtube.
Dan pada akhirnya, dimasa mendatang hanya channel-channel pilihan dan kreatiflah yang akan memenuhi setiap layar video youtube.
Dengan memahami hal diatas (memandangnya dari sisi positif) akan membuat kita menjadi lebih ringan untuk menjalani semua persyaratan baru tersebut.
Mungkin memang pada awalnya akan terasa sedikit sulit, tapi jika dijalani dengan sungguh-sungguh, yakinlah pasti kita akan bisa!
Tidak inginkah teman-teman punya channel yang keren seperti channelnya youtuber kondang bayu skak? Atau seperti channelnya youtuber muda nan kreatif agung hapsah? Mereka itu adalah orang-orang super kreatif.
Dan terbukti mereka mampu menjalaninya. Bahkan mampu menjadi channel besar yang populer dan terkenal.
Logikanya simple : Jika bayu skak dan agung hapsah bisa, kenapa kita mesti tidak?
Betulkan? hehe
Jadi tiang utamanya adalah tekad, kemauan tinggi dan etos kerja keras.
Sekali lagi saya tegaskan : yakinlah, jika ada kemauan pasti kita akan bisa!
Baiklah,,, saya ingin menyodorkan beberapa ide dan saran, agar kita lebih mudah melewati 'ujian' ini.
Beberapa ide dan saran tersebut adalah :
#Bagi youtuber yang belum memiliki blog, maka mulailah membuat blog dari sekarang. Apa tujuannya?
Tujuannya bukan untuk beralih atau hijrah menjadi blogger seperti saya ya hehehe,,, karena yang terjadi pada saya 'kasusnya' jelas sangat berbeda. ☺☺☺
Tujuannya adalah untuk menambah 'amunisi' dan 'perlengkapan tempur'. Guna meraih total 4.000 jam tayang dan untuk menambah 'stok' 1.000 subscribe channel kita.
Penjelasan tata caranya begini : jika kita telah memiliki koleksi video di channel kita, maka cobalah membuat review di blog kita, kemudian kita 'embed' deh videonya.
Catatan : pastikan target keywordnya sama, karena nanti akan dinilai relevan oleh google.
Dengan cara diatas, akan membuat video kita memiliki 'peluang' lebih besar untuk ditemukan, selain di youtube juga di google search engine.
Dengan melakukan trik diatas, mudah-mudahan akan memberi kemudahan untuk channel kita melewati 'ujian' terbaru dari youtube ini.
#Saran bagi youtuber, janganlah melakukan promosi pada forum yang tidak mengizinkan berkomentar atau membuat thread dengan link aktif.
Apa alasanya?
Karena tindakan tersebut justru akan semakin memperburuk keadaan.
Jika kita melakukan promosi, berkomentar dan share membabi buta pada forum komunitas yang tidak mengizinkan link aktif, maka para member atau moderator forum tersebut akan melaporkan channel kita sebagai tindakan pelaku spam kepada google.
Bila hal ini sering terjadi, maka akan memperburuk citra channel kita dimata google. Dan akan menyulitkan proses review channel kita nantinya.
Oh iya,,, ada satu lagi info penting, (untung saya inget hehe☺), jadi bila nanti cannel kita telah dapat memenuhi target minimal 4.000 jam tayang dan 1.000 subscribe, itu bukan berarti iklan bisa langsung tayang di channel kita.
Tapi akan melalui proses akhir dulu yaitu review dari pihak youtube.
Nah disitulah akan dilihat apakah ada hal-hal yang melanggar dan dapat menghambat pengajuan review channel kita.
Biasanya akan di cek isi konten video kita, apakah isinya original atau reupload, berisi clickbait dan tumbnail menyesatkan atau tidak, dan satu lagi : apakah channel kita terindikasi banyak laporan (melakukan) spam atau tidak!
Nah oleh karena itu, jika teman-teman ingin melakukan promosi untuk mengejar target jam tayang dan subscribe, luangkanlah waktu sejenak untuk melihat peraturan dari forum komunitas tersebut.
Apakah forum/grup tersebut mengizinkan atau melarang menaruh link aktif?
Kalau ternyata melarang, maka janganlah kita paksakan juga untuk share link kesana.
Carilah grup/komunitas lain yang mengizinkan promosi link aktif. Toh 'kan masih banyak grup/forum/komunitas lain yang mengizinkan link aktif.
Hal ini mungkin terkesan sepele, sehingga banyak diabaikan oleh sebagian youtuber dengan terus melakukan share link pada grup/komunitas yang jelas-jelas telah melarangnya.
Padahal akibatnya akan fatal bagi channel kita ketika masuk masa review nanti. Karena setiap laporan spam pasti selalu tercatat di sistem google.
Jadi untuk kebaikan teman-teman, ingatlah pesan ini baik-baik demi kelancaran proses review channel youtube teman-teman semua nantinya.
"Syarat youtube yang terbaru ini sangat berat bagi saya bang izal, sepertinya benar-benar menuntut kesungguhan, totalitas dan waktu pengerjaan yang full time.
Sedangkan semua tuntutan tersebut tidak memungkinkan bagi saya melakukannya, karena tidak adanya waktu luang. Apa kira-kira solusinya?"
Hhhhhhhhh! Kalau sudah begitu keadaannya sih, berarti sudah 'tamat ceritanya'. ☺
Tegasnya : nyaris sudah tidak ada lagi 'obatnya', jadi kita harus jeli dan pintar mencari peluang lain. hehehe ☺
Solusinya adalah seperti yang telah diceritakan pada kisah saya sendiri diatas. Saya menuliskan kisah hijrah dari youtuber menjadi fokus ke blogger bukanlah tanpa maksud dan tujuan teman-teman (lagian juga ngapain menuhin-menuhin isi artikel aja hehe ).
Tapi kisah tersebut sengaja saya ceritakan sebagai 'solusi terakhir' (dan sebuah jawaban eksplisit) bagi teman-teman yang mengalami kondisi yang sama seperti saya diatas.
Demikianlah tulisan kali ini saya tulis. Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan membantu rekan-rekan youtuber semua. Jika teman-teman merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare ulang agar dapat dibaca dan bermanfaat pula untuk rekan-rekan youtuber yang lainnya.
Semoga semua rekan-rekan youtuber tetap tegar dan tabah menjalani 'ujian' dari youtube ini. Dan semoga kesuksesan segera datang menghampiri teman-teman semuanya. Aammiin.
Post a Comment