Suntik silikon adalah prktik ilegal dan dilarang disejumlah negara, karena mengandung risiko kesehatan. Di Indonesia, belum ada aturan khusus yang mengizinkan atau melarang praktik ini. Maka dari itu, Anda sangat dianjurkan untuk menghindari praktik suntikan silikon.
Silikon dikenal sebagai senyawa polimer dari unsur-unsur silikon dan oksigen. Silikon banyak memiliki bentuk bermacam-macam dan tidak semuanya itu cocok digunakan kepada manusia.
Dengan pertimbagan ini, penggunaan silikon dalam hal pengisi jaringan lunak manusia dinilai ilegeal dan dilarang disebagaian besar negara-negara.
Pengisian jaringan dermal melalui suntikan umumnya dianggap aman, tetapi bisa menimbulkan efek samping.
Efek samping yang paling awal dari suntikan silikon ini terjadi dalam beberapa hari hingga minggu, teknik ini bisa menimbulkan efek samping berupa kulit kemerahan disertai perih, benjolan, memar, gatal, reaksi hipersensitivitas, dan peradangan selama beberapa hari.
Untuk dapat mengatasinya bisa dengan menekan dan menggunakan kompres es batu pada batu pada kulit yang mengalami infeksi.
Efek samping yang tertunda adalah efek samping bisa muncul dalam kurun berminggu-minggu hingga tahunan, seperti inflamasi granuloma, bintil, kesenjangan dan timbul jaringan parut, serta migrasi pengisian implan.
Akan tetapi hal ini kembali lagi pada material yang digunakan untuk mengisi jaringan kulit ( Filler ).
Saat ini, banyak material yang berbeda yang dapat digunakan. Akan tetapi silikon cair masih belum mendapat persetujuan keamanan dari pihak-pihak terkait.
Efek Samping yang Ditimbulkan Oleh Suntik Silikon
Penggunaan silikon cukup populer di bidang perawatan tubuh dan kecantikan wajah. Umumnya, suntik silikon digunakan oleh sebagian orang yang menginginkan langkah instan untuk tampil lebih cantik dan menawan.
Lokasi suntik silikon yang sering dilakukan adalah pada wajah, payudara, pinggul, bokong, dada, dan lengan.
Meskipun sejak tahun 1992 di Amerika sudah melarang perawatan suntik silikon ini, namun ada juga oknum yang menggunakannya.
Silikon dalam bentuk cair sendiri telah digunakan selama lebih dari satu dekade, lalu sebagai agen pembentuk dan pengisi jaringan dermal atau kulit.
Seorang ahli radiologi menyatakan bahwa penggunaan suntik silikon cair dapat menimbulkan risiko yang mengancam jiwa penggunanya, yaitu seperti emboli paru-paru.
Sebuah studi yang meneliti, 44 pasien pasca suntik silikon cair, 25% diantaranya meninggal karena pendarahan di paru-paru.
Post a Comment